Bila Anda melancong bersama keluarga ke tempat pegunungan, salah satu perihal yang tidak dapat dijauhi ialah jalanan yang sarat dengan tanjakan. Pasti ini jadi rintangan tertentu untuk Anda yang baru memakai mobil bertransmisi automatis.
Ini jadi tema perbincangan content Bertanya Bengkel Auto2000 yang ditayangkan secara live di account Instagram @Auto2000id di hari Kamis (6/11/2020).
Bila Anda memakai mobil Toyota bertransmisi automatis, Toyota keluaran terkini telah diperlengkapi kontrol elektronik. Cukup mainkan pedal gas sama keperluan serta lakukan kickdown untuk mendapatkan tenaga semakin besar waktu mendaki.
Walau demikian Anda pun masih bisa mengendalikan transmisi automatis secara berdikari dengan mengalihkan tuas transmisi ke status 2 atau L (1/Low). Pendistribusian tenaga akan berjalan bisa lebih cepat serta mobil mampu mendaki dengan gampang, bahkan juga di tanjakan terjal sekalinya.
Sebab ditahan di status 2 atau L, karena itu gigi transmisi tidak berpindah ke status semakin tinggi yang bisa membuat kehilangan torsi buat naik. Sesaat gigi 3 dapat digunakan untuk memperoleh tenaga semakin besar saat mendahului, seperti pada jalan tol. Waktu di jalanan dalam kota, Anda cukup tempatkan status tuas transmisi di D.
Pantas dikenang, mengalihkan gigi transmisi automatis ke status lebih rendah membuat mobil dapat memperoleh dampak engine brake hingga lebih aman waktu lewat jalan turun. Kecuali membuat mobil tidak melaju turun dengan kecepatan tinggi hingga susah untuk dikontrol, pemakaian gigi rendah menolong performa rem mobil supaya tidak begitu berat.
Pabrikasi mobil berlomba untuk memasangkan tehnologi keselamatan terkini. Maksudnya pasti untuk kurangi resiko kecelakaan. Tetapi, apa sejumlah fitur itu berpengaruh besar?
Ada riset terkini masalah perangkat keselamatan mobil. General Motors bekerjasama dengan University of Michigan Transportation Research Institute. Ke-2 nya mendapati, metode keselamatan hebat, yang secara berarti kurangi peluang berlangsungnya tubrukan. Studi ini mengecek 3,7 juta kendaraan GM dalam 20 mode yang lain, tahun pengerjaan 2013 sampai 2017.
Beberapa periset selanjutnya memperbandingkan data tubrukan dari 10 negara, untuk tentukan efektifitas bermacam metode keselamatan. Menurut hasil penelitian, metode pengereman genting automatis dengan peringatan tubrukan, kurangi peluang kecelakaan sejumlah 46 %. Sesaat Lane Keep Assist serta Lane Departure Warning, kurangi resiko tubrukan samping sejumlah 26 %. Demikian pula, Lane Change Alert mendesak kecelakaan berkaitan berpindah jalur 20 %.
“Studi ini adalah inovasi dalam soal feature keselamatan aktif. Hasilnya memperlihatkan, metode keselamatan aktif GM yang dipelajari sanggup kurangi bermacam kecelakaan umum. Beberapa salah satunya mengakibatkan beberapa luka yang mengagetkan, kerusakan property serta ongkos tambahan untuk konsumen setia. Serta GM lagi merealisasikan misi zero crashes,” tutur Raymond Kiefer, GM Safety Technical Fellow.
Lampu depan mainkan peranan penting dalam keselamatan. Mereka mendapati bukti, penerangan dengan intensif tinggi kurangi tubrukan malam hari. Contoh dengan orang berjalan kaki, pengendara sepeda serta hewan sampai 21 %. Pengurangan itu naik sampai 35 % saat customer pilih lampu depan IntelliBeam. Yaitu tehnologi pencahayaan General Motors, yang secara automatis hidupkan serta mematikan lampu khusus kendaraan sama keadaan jalan raya di seputar.
Berkurangnya kecelakaan paling besar, nampak pada kendaraan yang diperlengkapi rem automatis. Metode ini diperlengkapi dengan camera penglihatan belakang, kontribusi parkirkan serta peringatan jalan raya belakang. Catatan melihatkan pengurangan 81 %. Hasilnya tidak begitu mengagetkan. Karena riset awalnya oleh Insurance Institute for Highway Safety serupa.
More Stories
There are still many problems, the application of dynamic fares makes passengers reluctant to take the Jabodebek LRT
Warren Buffett’s Investment Company Sells GM Shares Worth USD 850 Million
Collaboration to Improve Leadership in Eastern Indonesia